Spoiler.id – Gelandangan dan pengemis (Gepeng) di Kota Bengkulu tidak merasa takut dengan petugas dari dinas sosial Kota Bengkulu yang sering melakukan sosialisasi di lapangan.
Mereka merasa hal itu wajar, karena setiap kali sosialisasi dilakukan oleh dinsos Kota Bengkulu, tidak pernah ada petugas dari Satpol PP yang ikut serta.
Biasanya, gepeng hanya merasa takut ketika ada petugas Satpol PP. Namun, sosialisasi dari dinsos tidak membuat mereka jera dan berhenti mengemis.
Bahkan, ada beberapa oknum pengemis yang berani menantang Kadis Sosial Sahat Situmorang dengan memakai kostum badut di simpang SLB Kelurahan Lingkar Timur.
Mereka bahkan tidak segan untuk melawan saat ditegur dan diberi sosialisasi tentang larangan kegiatan mengemis di jalan. Parahnya, ada pengemis yang nekat melempari mobil dinas Sahat dengan batu.
“Saya hampir dilempari batu oleh pengemis badut tersebut. Saya hanya memperingatkan dan memberikan sosialisasi untuk menghentikan kegiatan mengemis.
Namun, pengemis tersebut justru menghindar dan mengambil batu, lalu masuk ke sebuah gang sambil memanggil saya,” cerita Sahat.
Sahat menjelaskan bahwa pengemis tersebut sudah beberapa kali ditemukan di lokasi yang sama (simpang SLB). Untuk menertibkan para gepeng ini, Sahat berharap ada peran aktif dari Satpol PP Kota Bengkulu.
“Kami berharap agar teman-teman dari Satpol PP dapat berperan aktif dalam menertibkan para gepeng ini. Mereka dapat melakukan tindakan seperti penertiban atau razia dalam rangka penegakan Peraturan Daerah (Perda).
Karena penegakan Perda merupakan tugas dari Satpol PP, sedangkan dinsos hanya bertugas untuk melakukan sosialisasi,” ujar Sahat.
Sahat juga menambahkan bahwa pihaknya sudah beberapa kali menyampaikan hal ini kepada Satpol PP. Ia bahkan berencana untuk mengirim surat resmi ke Kasatpol PP dalam waktu dekat.
“Kami akan mengirim surat resmi ke Kasatpol PP dalam waktu dekat ini. Karena selama ini, komunikasi secara lisan melalui telepon sudah dilakukan namun tidak ada hasilnya,” tutup Sahat.
Pewarta: Yulisman
Editor : Man Saheri
