Total 110 Ribu Anak Yatim Akan Diangkat Jadi Anak Asuh Pejabat di Bengkulu

0
62
Inspektorat Provinsi Bengkulu Angkat Lima Anak Yatim SMAN 1 Benteng Jadi Anak Asuh, Jumat (25/7). (Foto: Syafri Yantoni/Spoiler.id)

Bengkulu, Spoiler.id — Program Gerakan Peduli Yatim (GPY) yang digagas Gubernur Bengkulu Helmi Hasan dan Wakil Gubernur Rosjonsyah Mian terus berkembang di berbagai instansi pemerintah. Terbaru, Inspektorat Provinsi Bengkulu ikut ambil bagian dengan mengangkat lima siswa yatim dari SMAN 1 Bengkulu Tengah sebagai anak asuh resmi.

Langkah ini merupakan bagian dari Program Bantu Rakyat, sebuah gerakan moral untuk mendekatkan pemerintah kepada kelompok masyarakat rentan, khususnya anak yatim. Dalam seremoni sederhana yang digelar Jumat (25/7), para siswa menyampaikan rasa syukur mereka atas kepedulian pemerintah.

“Kami siswa SMA Negeri 1 Bengkulu Tengah mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur Helmi Hasan atas program Bantu Rakyat. Saat ini kami sudah menjadi anak asuh Inspektorat Provinsi Bengkulu. Terima kasih, Bapak,” ujar para siswa, didampingi guru pendamping mereka.

Gubernur Helmi Hasan menyebutkan, program GPY ini merupakan bentuk nyata amanat konstitusi sebagaimana tertuang dalam Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945, yang menyatakan fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

“Semua anak yatim, apa pun suku dan agamanya, akan diangkat menjadi anak. Untuk anak-anak SMA dan sederajat akan diasuh oleh gubernur dan pejabat provinsi. Jumlahnya sekitar 4 hingga 5 ribu anak yang akan dibagikan kepada seluruh pejabat provinsi,” jelas Helmi Hasan.

Ia menambahkan, anak-anak dari jenjang SMP ke bawah hingga bayi baru lahir akan menjadi tanggung jawab pejabat di kabupaten/kota, termasuk wali kota dan bupati.

“Di Kota Bengkulu ada sekitar 1.200 anak yatim, dan di kabupaten rata-rata jumlahnya hampir serupa. Total ada sekitar 110 ribu anak yatim di seluruh Bengkulu yang akan kita data dan kita dorong untuk diangkat sebagai anak oleh pejabat terkait,” tambahnya.

Meski demikian, Helmi menekankan bahwa program ini bukan paksaan, melainkan ajakan moral dan panggilan nurani.

“Kalau ada pejabat yang tidak mau mengangkat anak yatim, tidak apa-apa, tidak dipaksa. Tapi ada juga staf biasa yang ingin menjadi pejabat, justru dengan ikhlas mengangkat anak yatim. Inilah semangatnya, gerakan dari hati,” pungkas Helmi.

Program ini mendapat respons positif dari masyarakat, dan menjadi salah satu upaya Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam membangun keadilan sosial yang merata di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi.

Pewarta: Syafri Yantoni
Editor : Desty Dwi Fitria
COPYRIGHT © SPOILER 2025

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here