Spoiler.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Bengkulu bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bengkulu bekerja sama untuk melakukan pemeriksaan hemoglobin (HB) pada siswi SLTA di daerah tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kasus stunting yang sering terjadi pada bayi yang lahir dari ibu dengan HB rendah.
Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Joni Haryadi Thabrani, menjelaskan bahwa pemeriksaan ini dilakukan secara berkala. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dini kemungkinan adanya kasus stunting yang mungkin terjadi di masa depan. Ia juga menekankan bahwa pemeriksaan HB lebih difokuskan pada remaja putri, karena mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi stunting.
Selain itu, Dinkes Kota Bengkulu juga bekerja sama dengan Kementerian Agama. Mereka mewajibkan calon pengantin yang ingin mendapatkan blangko nikah untuk menjalani skrining kesehatan terlebih dahulu. Salah satu syaratnya adalah lingkar lengan atas calon pengantin tidak boleh kurang dari 23 centimeter, karena menandakan bahwa calon tersebut terlalu kurus. Jika lingkar lengan belum mencukupi, maka pernikahan harus ditunda hingga kondisi kesehatan calon pengantin membaik.
Joni juga menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi stunting, seperti jarak kehamilan yang terlalu dekat, melahirkan terlalu banyak anak, dan usia ibu yang terlalu tua atau terlalu muda saat hamil. Oleh karena itu, pihaknya juga bekerja sama dengan DP3AP2KB Kota Bengkulu dalam upaya pencegahan stunting.
Dari data yang diperoleh dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, terdapat sebanyak 97.327 keluarga yang berisiko melahirkan anak stunting di provinsi tersebut. Data ini didapatkan dari hasil pemutakhiran data keluarga di berbagai tingkatan wilayah di Provinsi Bengkulu.
Dengan adanya kerja sama antara Dinkes dan Dikbud Kota Bengkulu serta instansi terkait lainnya, diharapkan dapat mengurangi angka stunting di daerah tersebut. Pemeriksaan HB secara berkala dan skrining kesehatan bagi calon pengantin diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mencegah stunting yang dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di masa depan.
Pewarta: Yulisman
Editor : Man Saheri