Gubernur Bengkulu Dorong Sistem Mitigasi BBM Lebih Responsif dan Terintegrasi

0
134
Gubernur Bengkulu saat melakukan pertemuan di Ruang Garuda, Balai Raya Semarak Bengkulu. (Spoiler.id)

Bengkulu, Spoiler.id — Gubernur Bengkulu Helmi Hasan bersama Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Erika Retnowati, membahas solusi permanen untuk mengatasi dan mencegah kembali terjadinya kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Provinsi Bengkulu. Pertemuan berlangsung di Ruang Garuda, Balai Raya Semarak Bengkulu, Rabu (4/6).

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Helmi menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan pusat guna menjamin kelancaran distribusi energi kepada masyarakat.

“Kita berharap kejadian kelangkaan BBM yang sempat terjadi kemarin tidak terulang kembali. Karena itu, kita akan terus menjalin koordinasi dan komunikasi yang intensif dengan BPH Migas dan pihak terkait lainnya,” ujar Gubernur.

Ia juga menyampaikan bahwa distribusi BBM telah kembali normal pasca sejumlah langkah darurat dilakukan, termasuk pembatasan pembelian serta penambahan pasokan dari wilayah lain seperti Lubuk Linggau (Sumsel), Teluk Kabung (Sumbar), dan Lampung.

“Alhamdulillah, kondisi sudah kembali terkendali. Pintu alur pelabuhan juga sudah mulai dilakukan pengerukan. Bahkan Wakil Presiden RI, Pak Gibran, juga sudah meninjau langsung dan menginstruksikan percepatan penanganan,” tambahnya.

Kepala BPH Migas Erika Retnowati menyampaikan bahwa pihaknya telah turun langsung ke lapangan untuk memastikan proses pemulihan berjalan cepat dan lancar. Ia menekankan pentingnya sistem mitigasi yang tanggap terhadap berbagai bentuk gangguan distribusi energi.

“Kami optimis proses pengerukan akan segera selesai dan distribusi BBM dapat kembali stabil. Ke depan, koordinasi harus lebih kuat. Bila ada kendala sekecil apa pun, harus segera dikoordinasikan agar tidak menjadi masalah besar seperti kemarin (kelangkaan BBM),” ungkap Erika.

Lebih lanjut, Erika menegaskan komitmen BPH Migas untuk mempererat kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu, khususnya dalam pengawasan dan pengaturan distribusi BBM, agar kebutuhan energi masyarakat dapat dipenuhi secara merata dan berkelanjutan.

“Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak. Kami berkomitmen untuk memperkuat sistem distribusi agar masyarakat tidak dirugikan,” tutupnya.

Sebelumnya, kelangkaan BBM yang terjadi di Bengkulu berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat. Selain menghambat mobilitas, krisis tersebut menyebabkan kerugian operasional bagi Pertamina yang diperkirakan mencapai Rp500 juta hingga Rp1 miliar per hari. Dampak terberat dirasakan masyarakat Pulau Enggano, yang sempat terisolasi karena kapal ferry Pulo Tello tidak dapat beroperasi akibat keterbatasan BBM.

Pewarta: Syafri Yantoni
Editor : Desty Dwi Fitria
COPYRIGHT © SPOILER 2025

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here