Jusuf Kalla Sebut Kehadiran AI Tantangan Serius bagi Dunia Pendidikan Indonesia

0
52
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) di acara Rapimnas PGRI Tahun 2025 di Hotel Millenium Jakarta, jumat (27/06/2025). (Foto Dok ANTARA).

Jakarta, Spoiler.id – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), menyampaikan bahwa kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah mengubah secara menyeluruh sistem dan proses pendidikan di Indonesia.

Hal ini diungkapkan JK saat memberi sambutan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PGRI Tahun 2025 di Hotel Millenium, Jakarta, Jumat (27/6/2025).

Sebagai Dewan Pembina PGRI, JK menilai kehadiran AI menjadi tantangan besar bagi para pendidik. AI, katanya, telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam proses belajar-mengajar.

“Kecerdasan berpikir itulah yang akan banyak mempengaruhi pendidikan, karena akan mengubah total sistem pendidikan. Baik cara mengajar, cara menilai, hingga cara memahami sesuatu,” ujar JK.

Bahkan, lanjut JK, AI saat ini sudah bisa membuat murid lebih cerdas dari gurunya.

“AI sekarang ini menjadi bagian dari guru dan murid. Bahkan bisa membuat murid lebih pintar dari guru. Inilah yang mengubah dunia pendidikan,” tegas Ketua Umum PMI itu.

Ciptakan Transformasi Pendidikan

Menurut JK, transformasi pendidikan akibat kemajuan teknologi tidak akan terjadi seketika, namun berjalan bertahap dan pasti. Ia memprediksi perubahan besar akan terlihat dalam 5 hingga 10 tahun mendatang.

“Perubahan itu sedang berjalan. Nantinya tidak ada lagi tulisan tangan indah, tapi bagaimana menulis cepat. Tidak perlu kertas lagi karena semua sudah terintegrasi dengan HP dan laptop,” jelasnya.

JK mengingatkan para guru untuk siap menghadapi revolusi teknologi ini. Guru, katanya, harus terbuka terhadap perubahan, mengubah pola mengajar, dan mampu melampaui kemampuan muridnya yang kini bisa mengakses AI dengan cepat.

Ajarkan Logika dan Akal Sehat

JK menekankan bahwa salah satu peran penting guru saat ini adalah mengajarkan common sense atau akal sehat kepada siswa. Sebab, meskipun AI bisa menjawab berbagai pertanyaan, kemampuan berpikir logis dan analitis tetap harus ditanamkan.

“Guru harus mengajarkan bagaimana meyakini sesuatu, membedakan benar dan salah di tengah derasnya informasi media sosial. Yang paling penting: ajarkan logika kebenaran,” pesannya.

Ia menambahkan, penggunaan ponsel di sekolah harus diatur dengan tegas agar siswa tetap terlatih menggunakan logika dan tidak hanya mengandalkan AI.

Guru Harus Jadi Motivator dan Pengarah

JK juga mengingatkan kembali tugas utama guru di masa depan, yakni menguasai teknologi, menjadi motivator, membimbing siswa, dan mendorong proses pembelajaran yang aktif dan kontekstual.

“Guru harus mengajak siswa belajar ke alam, berdiskusi, aktif bertanya, dan yang paling penting: memahami nilai-nilai wisdom dan kebijaksanaan,” ujarnya.

Meski mengakui bahwa AI membawa sisi positif seperti akses informasi cepat, JK juga mengingatkan sisi negatifnya, seperti kemalasan dan stres jika tidak digunakan secara bijak.

“Kita tidak bisa menghindari AI. Yang penting sekarang, kita harus mulai bersiap, agar tidak kembali tertinggal. Fokusnya adalah bagaimana memaksimalkan sisi positif dalam pendidikan,” pungkasnya.

Pewarta: Syafri Yantoni
Editor : Desty Dwi Fitria
COPYRIGHT © SPOILER 2025

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here