Jakarta, Spoiler.id – Nama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan politikus nasional usai disebut-sebut masuk dalam bursa calon ketua umum (Caketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) jelang Muktamar 2025.
Namun harapan sejumlah kader partai berlambang Ka’bah tersebut pupus setelah Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuziy (Rommy), memastikan bahwa Jokowi tidak berminat memimpin PPP.
“Pak Jokowi menegaskan tidak tertarik untuk bergabung ataupun menjadi ketua umum PPP,” kata Rommy, Selasa (3/6/2025).
Wacana nama Jokowi sebagai Caketum sempat menguat setelah partai tersebut gagal menembus ambang batas parlemen pada Pemilu 2024 lalu. Sejumlah kader menilai sosok Jokowi sebagai magnet elektoral yang bisa mengangkat kembali kejayaan PPP di pentas nasional.
PPP Buka Pintu untuk Tokoh Eksternal
PPP dijadwalkan menggelar Muktamar pada Agustus atau September 2025. Seiring itu, berbagai nama dari kalangan eksternal muncul sebagai kandidat potensial, seperti Anies Baswedan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan mantan KSAD Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman.
Rommy menyebut partai harus adaptif terhadap dinamika politik nasional. “PPP tidak bisa eksklusif. Kita harus membuka peluang kepada tokoh dari luar untuk memperkuat mesin partai,” ucapnya.
Menurut dia, langkah ini sudah disepakati mayoritas DPW PPP saat Mukernas Desember 2024 lalu.
Namun wacana ini memicu pro dan kontra. Wakil Ketua Umum PPP, Rusli Effendi, mengingatkan bahwa partai harus tetap menjunjung tinggi AD/ART, termasuk syarat kepemimpinan. “Jangan menjadikan partai seperti barang dagangan,” tegasnya.
Jokowi: Figur Sentral, Namun Enggan Terlibat Langsung
Kendati terus dikaitkan dengan berbagai partai seperti PSI dan Golkar, Jokowi memilih untuk tetap menjaga jarak dari politik praktis pasca-masa jabatannya. Pengamat politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai orientasi nasionalis Jokowi tak sepenuhnya selaras dengan ideologi religius PPP.
Namun, ada pula suara dari internal PPP yang melihat Jokowi sebagai sosok yang dihormati oleh kalangan ulama, terlebih saat memilih KH Ma’ruf Amin sebagai pendamping dalam Pilpres 2019. Salah satu tokoh PPP, Ade Irfan Pulungan, sempat mendorong pencalonan Jokowi, meski belum menjadi sikap resmi partai.
Muktamar 2025 Jadi Titik Balik
Pasca kegagalan PPP di Pemilu 2024, dinamika internal makin bergolak. Selain nama-nama eksternal, beberapa kader internal seperti Sandiaga Uno, Arwani Thomafi, dan Taj Yasin disebut masuk dalam bursa Caketum. PPP kini berada di persimpangan antara kembali ke khitah perjuangan ulama atau membuka diri pada wajah baru politik nasional.
Di tengah berbagai manuver, penolakan Jokowi menjadi penegas bahwa ia memilih jalur independen dalam lanskap politik pasca-pemerintahan. Muktamar mendatang akan menjadi momentum penting menentukan arah masa depan PPP sebagai partai Islam yang pernah berjaya.
Pewarta: Syafri Yantoni
Editor : Desty Dwi Fitria
COPYRIGHT © SPOILER 2025















































