Jakarta, Spoiler.id – Anggota Komisi VIII DPR RI Atalia Praratya meminta pemerintah mengkaji ulang rencana penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membangun ulang Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, pasca-insiden tragis yang menewaskan ratusan santri.
Menurut Atalia, langkah tersebut berpotensi memicu kecemburuan sosial dan menimbulkan ketidakadilan di tengah masyarakat.
“Usulan penggunaan APBN ini harus dikaji ulang dengan sangat serius, sambil memastikan proses hukum berjalan dan kebijakan ke depan lebih adil, lebih transparan, dan tidak menimbulkan kecemburuan sosial,” ujar Atalia kepada wartawan di Jakarta, Jumat (10/10/2025).
Ia menilai, perhatian pemerintah terhadap tragedi di Ponpes Al Khoziny memang penting, namun tidak boleh mengabaikan prinsip keadilan bagi semua warga negara yang terdampak bencana atau kelalaian serupa.
“Saya memahami kegelisahan masyarakat. Jangan sampai muncul kesan bahwa lembaga yang lalai justru dibantu, sementara banyak sekolah, rumah ibadah, atau masyarakat lain yang mengalami musibah tidak mendapatkan perlakuan yang sama,” kata Atalia.
Politikus Partai Golkar itu juga menekankan pentingnya penegakan hukum dalam tragedi tersebut. Ia mendesak agar proses hukum berjalan secara objektif dan transparan untuk mengungkap adanya potensi kelalaian.
“Proses hukum harus ditegakkan dengan serius. Kalau memang ada unsur kelalaian, harus ada pihak yang bertanggung jawab. Keadilan bagi korban lebih utama,” tegasnya.
Lebih lanjut, Atalia menyatakan bahwa negara memang memiliki kewajiban untuk melindungi santri dan menjamin keberlangsungan pendidikan keagamaan. Namun kebijakan tersebut harus berlaku menyeluruh dan bukan bersifat parsial.
“Negara memang punya kewajiban melindungi santri dan keberlangsungan pendidikan keagamaan. Bukan hanya di Al Khoziny, tapi juga ribuan pesantren atau lembaga pendidikan agama lain yang bangunannya sudah tua dan berisiko,” pungkasnya.
Sebelumnya, pemerintah berencana mengalokasikan anggaran negara untuk memperbaiki fasilitas Ponpes Al Khoziny yang mengalami kerusakan berat usai insiden ambruknya bangunan yang menewaskan ratusan santri. Rencana ini menuai pro dan kontra di tengah publik.
















































